Minggu, 28 Agustus 2016

Profil RW 01

RW 01 adalah rw pertama yang menjadi tempat observasi kami di desa cibeet ini. Ternyata potensi di RW ini sangat begitu luar biasa terdapat pabrik tenun dan pertanian. Lingkungan di RW ini pun terasa begitu asri. Hambatan untuk ke desa ini adalah akses jalan yang begitu sulit untuk dilewati.


Mayoritas penduduk di RW ini bekerja sebagai petani dan sebagian lagi menjadi buruh pabrik. Kondisi Posyandu di RW ini berjalan dengan baik, namun PKK disini tidak berjalan semestinya. Tingkat pendidikan di RW ini sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA), setelah lulus warga disini lebih memilih kerja dari pada meneruskan ke perguruan tinggi.

Profil RW 02

Kegiatan rutin yang seringkali dilaksanakan warga RW 02 diantararnya adalah kerja bakti. Mata pencaharian warga RW 02 sebagian besar menjadi buruh tani dengan komoditas utama yang dihasilkan yaitu cabai, kentang, kubis, tomat dan kopi. 

Usaha-usaha yang dilakukan di RW 02 beraneka ragam, beberapa fasilitas yang terdapat di RW 02 diantaranya sekolah pesantren dan pembudidayaan ikan lele.

Tingkat pendidikan warga sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA), kebanyakan dari warga yang telah lulus SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi melainkan bekerja di pabrik pabrik sekitar wilayah mereka.
Kondisi posyandu di RW ini berjalan sangat baik tetapi PKK di RW ini tidak berjalan semestinya.

Profil RW 03

RW 03 dimana di Rw ini tersedia fasilitas seperti KUA dan KUD, tidak hanya itu di RW ini pun lebih dekat ke sekolah dasar(SD) cibeet 3, selain itu di RW 03 berdekatan dengan pabrik pabrik. Penduduk di RW ini bekerja sebagai buruh tani dan buruh pabrik. 

Rumah RW 03


Tingkat pendidikan di RW ini hanya sampai (SMA), kebanyakan warganya lebih memilih bekerja dari pada meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi.

Profil RW 04

RW 04 termasuk RW yang sangat dekat dengan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA), tidak hanya itu saja di RW ini pun ada kantor departemen. Dari segi pendidikan rata-rata masyarakat RW 04 telah menempuh jenjang pendidikan hingga SMA tetapi beberapa warganya pun ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ketua RW 04

Pelayanan kesehatan berupa posyandu sudah aktif yang menaungi kegiatan seperti pengobatan, imunisasi, penyuluhan bagi ibu hamil, KMS dan lain-lain.



Apabila dilihat dari produksi wilayah RW 04 dengan rata-rata mata pencaharian petani dan peternak menghasilkan berbagai komoditas seperti susu sapi, kubis, wortel, tomat, kacang dan kentang. Permasalahan di bidang produksi yaitu Petani belum memiliki kalender tanam, masih menggunakan pestisida bahan kimia.

Profil RW 05

RW 05 memiliki akses jalan yang mudah untuk dikunjungi karena RW 05 berada di dekat polsek, selain itu di RW ini pun terdapat PAUD, Pesantren, usaha tekstil, 3 konveksi dan membuat batu bata. Warga disana bekerja di konveksi dan membuat batu bata.

Tingkat pendidikan warga sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA), kebanyakan dari warga yang telah lulus SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi melainkan bekerja di pabrik.

Pelayanan kesehatan berupa posyandu sudah aktif yang menaungi kegiatan seperti pengobatan, imunisasi, penyuluhan bagi ibu hamil, KMS dan lain-lain. Namun PKK di RW 05 tidak berjalan semestinya.

Profil RW 06

RW 06 merupakan RW yang memiliki penggilingan padi yang cukup besar yang dapat digunakan oleh warga RW tersebut. Di RW ini terdapat Madrasah, konveksi dan tempat sablon. Mata pencarian warga di RW ini rata-rata seorang petani dan buruh pabrik. 

Tingkat pendidikan di RW ini sampai dengan sekolah menengah atas(SMA). Kebanyakan warga tidak meneruskan sekolah mereka ke perguruan tinggi. Warga meneruskan sekolah mereka ke perguruan tinggi. Warga lebih memilih untuk bekerja. Posyandu di RW ini berjalan dengan cukup baik, namun PKK di RW ini tidak berjlan semestinya.

Profil RW 07

RW 07 Merupakan RW yang tidak begitu berbeda dengan RW RW sebelumnya, Apabila dilihat dari produksi wilayah RW 07 dengan rata-rata mata pencaharian petani.

Dari segi pendidikan rata-rata masyarakat RW 07 telah menempuh jenjang pendidikan hingga SMA. Pelayanan kesehatan berupa posyandu sudah aktif yang menaungi kegiatan seperti pengobatan, imunisasi, penyuluhan bagi ibu hamil, KMS dan lain-lain, namun PKKnya tidak berjalan semestinya.

Profil RW 08

RW 08 Merupakan RW yang tidak begitu berbeda dengan RW RW sebelumnya, Apabila dilihat dari produksi wilayah RW 08 dengan rata-rata mata pencaharian petani.

Rumah RW 08


Dari segi pendidikan rata-rata masyarakat RW 08 telah menempuh jenjang pendidikan hingga SMA. Pelayanan kesehatan berupa posyandu sudah aktif yang menaungi kegiatan seperti pengobatan, imunisasi, penyuluhan bagi ibu hamil, KMS dan lain-lain, namun PKKnya tidak berjalan semestinya.

Profil RW 09

KETUA RW 09
RW 09 Merupakan RW yang memiliki pabrik tenun dan konveksi, kebanyakan warga di RW ini bekerja di pabrik tenun dan konveksi, Apabila dilihat dari produksi wilayah RW 09 dengan rata-rata mata pencaharian petani.

Dari segi pendidikan rata-rata masyarakat RW 09 telah menempuh jenjang pendidikan hingga SMA tetapi beberapa warganya pun ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi. 

Pelayanan kesehatan berupa posyandu sudah aktif yang menaungi kegiatan seperti pengobatan, imunisasi, penyuluhan bagi ibu hamil, KMS dan lain-lain, namun PKKnya tidak berjalan semestinya.

Profil RW 10

KETUA RW 10 (Ibu Danti)
RW 10 merupakan tempat kediaman kami selama program KKNM ini berlangsung.. RW 10 sudah cukup baik dari segi pendidikan dan kesehatan, selain itu di RW ini pun sudah memiliki tempat pembakaran sampah sendiri yang dapat digunakan oleh semua warga RW 10. 

Namun permasalahan utama di RW 10 yakni pembuangan kotoran hewan, dan pencemaran lingkungan, masyarakat tidak memperdulikan akan kesehatan lingkungan sekitarnya. Sebagian besar masyarakat menjadi petani dan peternak. Terdapat juga industri sentra wajit di RW 10.

Tingkat pendidikan warga sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA), kebanyakan dari warga yang telah lulus SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi melainkan bekerja di pabrik pabrik sekitar wilayah mereka.
Kondisi Posyandu dan PKK di RW ini tidak berjalan semestinya.

Perlu diketahui bahwa RW 10 memiliki semi koperasi dan semi perbankan (usaha putra mandiri) wajib 1000 rupiah per anggota/ minggu. Namun sekarang uang tersebut dikumpulkan secara sukarela sebagai modal usaha. Penggeraknya ada ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, kader. Sistem pengambilan keputusan yaitu berdasarkan musyawarah mufakat yang ditunjuk berdasarkan amal ibadah. Catatan dan pembukuannya sudah sangat lengkap. Penerapan perbankan dan koperasi sangat baik. 

Setiap RT memiliki catatan tabungan khusus masing-masing anggota di wilayahnya, di dalamnya berisi nama anggota, jumlah setoran. Sistematika peminjaman dengan menggunakan sistem bagi hasil. Motto dari UPM ini adalah The Power of Thousands (Target 1000 orang 1000 usaha). Kelompok ini merangkul semua golongan masyarakat dengan sistem pendekatan kekeluargaan yang menguntungkan namun tidak memberatkan sehingga dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

Profil RW 11

KETUA RW 11 (Bapak Kusnadi)
RW 11 merupakan RW yang paling diperhatikan oleh kami, Karena di RW tersebut dalam segi pendidikan dan kesejahteraan warga kurang. Pekerjaan warga disana rata-rata petani. Kondisi saat ini di RW 11 sudah ada kemajuan dibandingkan sebelumnya.

Fasilitas yang tersedia di RW tersebut hanya Posyandu, disana tidak adanya sekolah Pendidikan anak usia dini(PAUD). Tetapi warga di RW tersebut dapat dengan mudah bersosialisasi dengan pendatang. Potensi pada RW 11 adalah batu bata dan kesed.

Tingkat pendidikan warga sampai jenjang sekolah menengah pertama (SMP), kebanyakan dari warga yang telah lulus SMP tidak melanjutkan ke SMA melainkan bekerja di pabrik dan memilih untuk menikah muda.
Kondisi Posyandu di RW ini berjalan dengan baik selalu adanya penimbangan dan pemberian vitamin kepada balita secara rutin. Namun PKK di RW 11 tidak berjalan semestinya.

Profil RW 12


RW 12 adalah RW terakhir terakhir di desa Cibeet. Di RW ini terdapat beberapa fasilitas seperti PAUD, Madrasah dan perusahaan kusen. Keadaan di RW ini tidak begitu berbeda dengan keadaan di RW RW lainnya. Warga di RW ini pun rata-rata lulussan SMA, dan lulusan di RW ini banyak yang bekerja di pabrik pabrik.

Pelayanan kesehatan berupa posyandu sudah aktif yang menaungi kegiatan seperti pengobatan, imunisasi, penyuluhan bagi ibu hamil, KMS dan lain-lain, namun PKKnya tidak berjalan semestinya.

Membantu kegiatan Posyandu

Salah satu kegiatan kami pada hari ini yaitu membantu ibu-ibu kader di posyandu (pos pelayanan terpadu). Hal ini rutin dilakukan setiap bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan kegiatan ini dikelola oleh kader di masing-masing RW yang dibantu oleh kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). kegiatan di posyandu untuk bulan ini yaitu imunisasi pada bayi dan balita. Tujuannya untuk memeliharan kesehatan pada bayi dan balita, dan menekan angka kematian bayi dan balita. sasaran Kegiatan ini adalah seluruh bayi dan balita di Desa Cibeet.

Dalam kegiatan Posyandu ini kami pun turut berkesempatan ikut berpartisipasi dalam kegiatan posyandu di Desa Cibeet, khususnya di RW 10, dan RW 09. Kegiatan yang kami lakukan ialah menimbang berat badan anak dan ibu hamil, memberikan vitamin kepada ibu hamil, mengawasi perkembangan dan kesehatan ibu dan bayi sejak kehamilan hingga bayi berumur 3 tahun.

Sarana dan prasarana Posyandu di Desa Cibeet masih kurang baik. Dari 12 Posyandu yang ada di Desa Cibeet rata-rata ada sebagian RW masih kurangnya partisipasi warga terhadap kegiatan Posyandu ini dalam artian setiap bulan tidak berjalan dengan baik kegiatan Posyandunya disebabkan kader kader PKK juga tidak berjalan dengan baik.
Suasana imunisasi di Posyandu RW 10

Penimbangan berat badan di Posyandu RW 10

Pengukuran ketinggian oleh salah satu anggota kknm

Penimbangan berat badan di Posyandu RW 09

Sabtu, 27 Agustus 2016

Kunjungan Ke Toko Kue Pengkolan

Untuk mengisi wakktu kami, pada hari selasa tanggal 23 agustus kami melakukan kunjungan ke toko kue yang berada di RW 9 untuk melihat cara pembuatan dan kondisi usaha yang sudah memiliki banyak pelanggan ini.

Mahasiswa melakukan kunjungan
disini kami di ajarkan cara membuat adonan kue dan cara mencampur adonan kue yang terdiri dari bahan bahan yang nantinya akan menjadi donat dan kue yang akan di jual di toko milik si ibu tersebut.

Intan salah satu mahasiswa membuat adonan

Triara salah satu mahasiswa membuat adonan

adonan adonan kue yang telah kami bentuk bulat kemudian di simpan di atas alas plastik yang sebelumnya di lumuri minyak yang kemudian akan kami panggang dan biarkan supaya mengembang menjadi donat.
untuk informasi, donat kacang coklat disini adalah yang terbaik rasanya, rasa dari donat tersebut tidak kalah dengan donat yang ada di toko kue besar terkenal lainnya.
Adonan donat yang sudah di alasi di atas plastik berminyak

Ibu dari pemilik toko kue membantu membuat adonan

Pemilik kue membuat adonan


Kunjungan dari Kampus

Pada hari rabu tanggal 24 agustus kami dari kelompok 8 di kunjungi oleh jajaran LPPM kampus beserta rombongan untuk mengetahui dan meninjau progres kegiatan program utama serta program penunjang yang kami laksanakan di desa cibeet ini.


selama lebih dari 1 jam kami di tanya seputar program utama dan penunjang, yang salah satunya adalah program utama kami yaitu hidroponik.
Ada beberapa pembekalan yang di berikan oleh pihak LPPM dan rombongan. mulai dari menyelesaikan laporan sampai dengan menyelesaikan tugas masing-masing beserta program utama dan penunjang lainnya.





Selasa, 23 Agustus 2016

Perkembangan Program Hidroponik & Cara Pembuatan

Dalam KKN ini, program unggulan kelompok kami adalah Program Hidroponik...


Tujuan Proram

  • Memberdayakan masyarakat dalam rangka menciptakan desa mandiri melalui kegiatan kampung berkebun
  • Mengembangkan potensi desa cibeet didalam pertanian dengan metode yang lebih modern dan meningkatkan penghasilan warga
Sasaran Progam

                   Seluruh warga Cibeet Khususnya RW 03, RW 10, Perangkat Desa dan Polsek Kec.Ibun


Agenda
Di Minggu pertama (04 Agustus 2016)

Dilaksanakan Penyuluhan dan Pelatihan dengan peserta beberapa Mahasiswa dari kelompok 8 bertempat di Dinas Pertanian Kota Bandung

Pemaparan materi penyuluhan

Instruktur
Pengamatan hidroponik di lingkungan dinas pertanian
pengamatan pipa hidroponik
Pengamatan Pembibitan

Beberapa mahasiswa yang mengikuti penyuluhan

========================================================================


Selanjutnya di minggu ke-2 (tgl 07 Agustus 2016)

Dimulailah pembuatan dan perakitan rak hidroponik

Ilustrasi Pembuatan Rak Hidroponik

Ilustrasi Hidroponik
Ilustrasi hidroponik yang sudah tumbuh


Model diatas dibuat untuk keperluan aliran nutrisi dalam atau DFT (Deep Flow Technique). Cairan dalam pipa akan mengalir setinggi beberapa centimeter. Aliran listrik yang padam tidak akan menjadi soal karena air akan tetap tergenang di dalam pipa. Selain itu, netpot dari gelas bekas aqua/ netpot sebenarnya yang direncanakan dapat masuk ke dalam hingga air menyentuh media tanam bagian bawah. Sumbu atau kain flanel digunakan dalam model ini. Posisi horizontal pipa dibuat mendatar, sementara untuk susunan vertikal dibuat miring 30an derajat.


Berikut adalah proses pembuatan hidroponik ini..

Alat dan Bahan yang harus dipersiapkan

A. Alat

  1. Gergaji

B. Bahan

  1. Pipa Ukuran 3" sebanyak 3 buah 
  2. Potongan Pipa 2" beberapa puluh cm
  3. Oversok (Verlop) Pipa 3" ke 2" sebanyak 5
  4. Knee (Sambungan L) Pipa 2" sebanyak 5
  5. Knee Pipa 3" sebanyak 1 buah (bisa diganti dengan tutup pipa atau Dop 3")
  6. Tampungan nutrisi (ember atau tong air)
  7. Selang air panjang 6 meter
  8. Rockwoll
    Rockwoll yang sudah ditanami bibit
    Rockwoll
  9. Netpot dengan sumbu berupa kain flanel
  10. Klem pipa 3" sebanyak 9
  11. Kayu ukuran 4 cm
  12. Kayu ukuran 3cm
  13. Pompa air
  14. Nutrisi


C. Proses Pembuatan
  • Rak atau rangka dari kayu (pada percobaan ini kami menggunakan bambu) untuk penopang pipa dibuat terlebih dahulu. Model di atas mengadopsi model rak jemuran yang bisa dilipat. Lebar dibuat sepanjang 350cm untuk menopang panjang pipa 370cm (ujung pipa bagian sambungan dipotong dulu). Tinggi rak posisi miring 180 cm. Untuk model vertikal kultur pipa dapat menempel pada tembok, rak kayu tentunya tidak diperlukan lagi.
  • Buat lubang untuk netpot pada pipa-pipa. Jarak antar lubang disesuaikan keperluan. Untuk jumlah banyak bisa dibuat jarak antar pusat lubang 10 cm. Untuk keperluan ini bisa digunakan alat bor atau solder listrik.
  • Pasang pipa dengan klem pada rak bambu. Pada model ini posisi pipa dibuat dengan kemiringan sehingga ketinggin air akan mengalir sepanjang pipa. Untuk keperluan ini, sebelum klem dipaku pada bambu bisa disetel dulu dengan cara pipa ditali atau digantung dulu dengan tali rafia ke palang bambu bagian atas. Pipa kemudian diisi dengan air hingga diperoleh posisi terbaiknya, air tergenang merata dan mengalir di sepanjang pipa paralon.
  • Saat penyetelan sekalian dipasang oversok dan keni. Tidak perlu di lem saat pemasangan sambungan-sambungan ini agar kelak mudah dilepas. Sambungan yang presisi tidak akan bocor meskipun tanpa lem PVC.
  • Pipa 2" penghubung pipa atas dan bawah bisa dibuat sepanjang 30 cm. Setelah mendapat posisi yang tepat barulah dikuatkan dengan klem dan paku.
  • Untuk mengalirkan nutrisi pompa dipasang dengan tambahan selang panjang ke ujung pipa paling atas. Setelah melalui jalur pipa aliran akan kembali lagi ke dalam tampungan. Untuk pipa berjumlah Genap 2,4 atau 6, knee 5 bisa dipindah ke sebelah kiri dengan posisi wadah nutrisi yang tetap sehingga tidak perlu selang air yang terlalu panjang. Dari pompa langsung naik masuk lubang pipa atas pertama.

  • Jika ketinggian pipa pertama dari bawah terlalu rendah, tampungan bisa diletakkan saja dalam lubang galian yang dibuat di dalam tanah. Jangan lupa untuk membuatkan tutup untuk wadah tampungan ini.

C. Hidroponik dalam pembuatan

Proses perakitan bahan-bahan

Porses pembuatan hidroponik


D. Penampang hidroponik yang sudah jadi

Penampang hidroponik kelompok 8


E. Penempatan

Adapun penempatan untuk hidroponik tersebut ditempatkan di Kantor Polsek Kec.Ibun untuk kemudian dilakukan monitoring


Di Minggu ketiga (14 Agustus 2016)

Dalam percobaan kali ini juga kami mencoba membuat hidroponik yang disimpan vertikal disebuah kayu di depan Rumah Kepala RW 10. Tak berbeda dengan alat & bahan sebelumnya..